MARHABAN YA RAMADHAN…
Kedatangan bulan puasa selalu di sambut gegap gempita oleh umat di seluruh dunia tak terkecuali masyarakat indonesia, maklumlah penduduk muslim di indonesia sangat lah banyak. Sebagai ungkapan kegembiraan terhadap tibanya bulan suci ramadhan karena Umat muslim yang beriman menunaikan ibadah-ibadah di bulan suci ini akan memdapatkan keberkahan, ampunan dan pahala yang berlipat ganda. Salah satunya dengan melakukan ibadah puasa selama satu bulan full, selain melakukan silaturrahim pada tetangga, kerabat dan ke makam di sanak family lainnya.
Tidak mengherankan mengapa bulan puasa sangat di rindu-rindukan oleh masyrakat indonesia Masyarakat indonesia memiliki tradisi dan adat yang khas untuk menyambut dan memeriahkan bulan istimewa bagi umat muslim. Kali ini website syaichonacholil.net akan menyuguhkan tradisi-tradisi unik masyarakat indonesia dalam menyambut bulan istimewa ini yang telah terangkum dari berbagai sumber.
Pertama, Nyekar atau Nyadran (Jawa)
Nyekar (Kosar,Madura.Red), adalah tradisi masyarakat jawa, khususnya jawa timur dan jawa tengah yang dilakukan sebelum bulan puasa tiba masyarakat jawa beziarah ke makam keluarganya untuk berdoa dan membersihkan makam kerabat dan keluarga. Nyadran sendiri berasal dari bahasa Sangskerta yaitu serada yang berarti keyakinan.
Kedua, Dugderan, (Semarang Jawa Tengah)
Masyarakat semarang memiliki teradisi tersendiri untuk mwnyambut bulan puasa ramdhan. Teradisi ini telah berlangsung lama, sejarah memcatat tradisi ini telah berlangsung sejak abad 19. munculnya tradisi ini bermula dari acara penentuan bulan puasa yang kerap kali terjadi perbedaan dalam menentukan awal bulan puasa bulan ramadhan di mulai. Tapi tradisi dugderan kini telah berevolusi menjadi semacam pesta rakyat yang sangat meriah.
KETIGA, Meugang (Aceh)
Tradisi khas masyarakat daerah yang dijuluki dengan Serambi Mekah ini sebenarnya adalah mentradisikan bersodaqoh pada sesama untuk menyambut kedataangan bulan suci ramadhan yang berlangsung selama satu hari sebelum tanggal satu bulan ramadhan di daerah pedesaan, sedangkan di daerah perkotaan berlangsung selama dua hari.
Tradisi ini dipelopori oleh Sultan Iskan Muda pada masa Kerajaan Aceh , sejak ratusan tahun silam. Pada tradisi ini menyembelih daging, bukan hanya daging sapi dan kambing , ayam dan bebek juga ikut disembelih dengan jumlah yang cukup banyak lalu dibagikan ke masyarakat.
Dalam tradisi ini, masyarakat Serambi Mekkah akan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu sebagai bentuk rasa syukur selama sebelas bulan mencari nafkah.
[ Dhoifur Rohman ]